Bachrul ulum

Hari ini tepatnya tanggal 25 Juni 2013 jam 10 pagi sampai jam 17.30 WIB, w bertemu dengan wanita yang pernah bilang sayang dan cinta sama w, yaa,, dia adalah Nenek, nama ini w berikan ke dia karna dia juga manggil w dengan sebutan engkong,, dia temen lama w dan malah sudah menjadi seperti saudara, dia mahasiswi salah satu universitas di Bandung dengan jurusan “Sastra Jepang”, kita berteman sudah lama sekali dari semenjak duduk di bangku sekolah menengah sampai saat ini, dahulu sekali sebelum dia menimba ilmu di salah satu Universitas di Bandung, setiap minggu pagi adalah waktu dimana kita berolahraga, dari main Basket, Berlari-lari, dan senam-senam gak jelas bersama yang penting menyehatkan. Waktu itu ada seorang wanita yang menarik perhatian w, sebut saja dia kiki,, w dan dia menjalin hubungan cukup lama, kurang lebih 3 tahun lamanya, kiki selalu saja cemburu dengan kehadiran nenek di samping w, sampai suatu saat w harus menjauhi nenek demi kiki, jujur itu hal terberat banget...

Season 1: Saat Ibu Mengandung ketika kita mendengar kata ibu apa yang hendak terlintas dalam benak kita.. .?, tentu dia adalah sosok wanita yang tegar, penyayang, dan juga pahlawan dalam hati kita masing-masing. Inilah hari-hari dimana seorang ibu mengandung, dengan penuh kesabaran dan kasih sayang dia merawat kita dalam rahimnya, berhati-hati dia dalam melakukan semua kegiatanya hanya agar tidak menyakiti kita yang ada dalam rahimnya, dia ajari kita berbicara, mendengar dan berpikir dengan tujuan kelak nanti kita menjadi orang yang berguna. Sungguh mulia sosok seorang ibu, dalalm lelahnya dia berdoa untuk keselamatan buah hati yang di kandungnya..   ! IBU: “yaa,, allah .. ! berikanlah keselamatan pada bayi yang ada dalam rahim ku ini, biarkanlah bayi ku menatap dunia, jika memang aku harus memilih “Tolong selamatkan nyawa bayi ku ini dan panggil aku saja untuk menghadap mu”.   Lihatlah .. .!! betapa tulus ikhlas seorang ibu berdoa untuk anaknya, pernah kah ki...

Wahai guru-guru ku Tak pantas untuk ku membenci mu Tak pantas untuk ku melupakan mu Dan tak pantas untuk ku memandang mu dengan sebelah mata.. .! Karna.. . Wahai guru-guru ku Tanpa mu tentu aku tak akan mengerti arti kehidupan ini Tanpa mu tentu aku kan menjadi orang terbodoh dalam sejarah Dan tanpa mu, wahai guru-guru ku.. tentu aku tidak akan menjadi orang yang berhasil seperti apa yang telah diharapkan orang tua ku.. .! Dan.. . Terima kasih.. wahai guru-guru ku, atas kebaikan yang telah diajarkan kepada ku Terima kasih.. wahai guru-guru ku, atas semua cinta dan kasih sayang dari setiap bait pelajaran yang kau berikan Terima kasih.. wahai guru-guru ku, atas keikhlasan mu dalam mendidik ku Dan terima kasih.. wahai guru-guru ku, atas kesabaran mu yang luar biasa dalam menghadapi kenakalan ku, dan ketidak hormatan ku terhadap mu.. .! Serta.. . Maaf.. wahai guru-guru ku, karna kebodohan ku Maaf.. wahai guru-guru ku, karna ku selalu membuat mu kesal ...

Tiada hari akan lamunan akan mu Tiada malam tanpa belaian jemari mu Tiada keberhasilan tanpa curahan doa-doa mu Dengan demikian, apakah pantas untuk ku membantah atau menghujam mu.. .? Tak akan pernah ada kata pantas untuk itu semua Tak akan ada.. !! Karna.. . Jika tak kau perjuangkan aku dari dalam rahim mu sJika tak kau berikan aku kasih sayang mu yang tulus Jika tak kau asuh aku sampai kedewasaan mendekap ku Tentu aku tak akan pernah ada saat ini, esok, bahkan ratusan tahun lagi.. !! Kasih mu yang tak pernah lekang oleh waktu Cinta mu yang tak pernah putus oleh jarak Semua kau buktikan dengan berjuta kerutan di wajah mu Yang melambangkan kasih dan cinta.. . Untuk mu yang terindah Kan ku berikan semua waktu dan jiwa ku pada mu Walau ku tahu tak akan membalas semua yang telah kau beri Namun, ku ingin menjadi penyangga mu ketika kaki mu tak mampu lagi tuk berpijak Semua itu hanya untuk mlu… . (IBU).