Season 1: Saat Ibu Mengandung
ketika kita mendengar kata ibu apa
yang hendak terlintas dalam benak kita.. .?, tentu dia adalah sosok wanita yang
tegar, penyayang, dan juga pahlawan dalam hati kita masing-masing.
Inilah hari-hari dimana seorang ibu
mengandung, dengan penuh kesabaran dan kasih sayang dia merawat kita dalam
rahimnya, berhati-hati dia dalam melakukan semua kegiatanya hanya agar tidak
menyakiti kita yang ada dalam rahimnya, dia ajari kita berbicara, mendengar dan
berpikir dengan tujuan kelak nanti kita menjadi orang yang berguna. Sungguh
mulia sosok seorang ibu, dalalm lelahnya dia berdoa untuk keselamatan buah hati
yang di kandungnya.. !
IBU: “yaa,, allah .. ! berikanlah
keselamatan pada bayi yang ada dalam rahim ku ini, biarkanlah bayi ku menatap
dunia, jika memang aku harus memilih “Tolong selamatkan nyawa bayi ku ini dan
panggil aku saja untuk menghadap mu”.
Lihatlah .. .!! betapa tulus ikhlas seorang
ibu berdoa untuk anaknya, pernah kah kita membayangkan pergorbanan seorang ibu,
dalam menjaga kita, merawat dan mendidik kita dari alam rahim sampai kepada
alam dunia.
Season 2: Melahirkan dan Membesarkan
Tiba saat dimana seorang ibu harus
berjuang untuk melahirkan kita ke dunia, seorang ibu rela menumpahkan darahnya,
rasa sakit ditelannya, dan rela mempertaruhkan nyawanya sendiri hanya untuk
kita anaknya, hadirlah kita kedunia atas susah payah seorang ibu, dalam rasa
sakit yang masih melekat dia rela menyusuhi kita, memeluk kita agar kita
terhenti dalam tangis dan seraya berkata.. .
IBU: “ wahai anak ku.. ! Saat kelak
engkau besar ingatlah pesan ibu ini, jadilah kamu insan yang berguna untuk
masyarakat, nusa dan bangsa, jadilah anak yang sholeh dan sholeha yang akan
selalu mendoakan ibu saat ibu sudah tak lagi disisimu, kamu adalah harapan ibu
nak… !!”.
Ibu berharap kepada setiap anaknya
tanpa ragu, tanpa bimbang sedikitpun.. ..! namun, sudahkah kita mewujudkan
harapannya..? mari tanyakan pada diri kita masing-masing.
Cobalah renungkan, pernahkah kita
rasakan bagaimana susahnya melahirkan seorang anak..? betapa sakitnya,
bagaimana beratnya merawat hingga dewasa.. ? ibu mengasihi sejak dalam
kandungan hingga bertahan hidup di muka bumi, ia mendidik susah payah hingga
kita duduk di bangku taman kanak-kanak, cobalah ingat saat TK, ibu dengan setia
menunggu di depan pintu, di tengah panas terik matahari menerpa tubuh tak henti
mengawasi demi keselamatan anaknya, ibu memantau terus dari jauh segala tingkah
kita.
Ketika kita lapar, ibu menyuapi
kita dengan penuh kesabaran, ketika malam telah larut dan dingin, ibu
meninabobokan kita dalam buaiannya, dengan kasih sayang ia menimang. Ibu
mencurahkan cinta dan kasih sayang tanpa pamrih kepada buah hati agar kita
tetap gembira dan bahagia, segala macam rintangan di terjang dengan jerih payah
tanpa pamrih semua dilakukan hanya untuk melilndungi kita dan untuk
mengantarkan kita sukses dalam meraih kebahagiaan.
Kembali kita ingat saat kita duduk
di bangku sekolah dasar (SD), ibu membangunkan kita di pagi hari, memandikan
kita, menyiapkan sarapan untuk kita, ibu pun mengantarkan kita kesekolah,
bayangkan tanpa lelah ia mengasuh dan membimbing kita tanpa meminta balas,
tanpa syarat. Coba perhatikan perhatian dan keprihatinan ibu, bila kita sakit,
ia ikut merasakan sakit, bila kita tak makan, ibu bersi keras agar satu atau
dua suap nasi dapat masuk perut kita, bila kita merengek minta uang, ibu
berusaha mendapatkan meski harus meminjam dari orang lain, ibu mendekap kita
kala sakit, membelai kita kala gelisah dan doa ibu menjadi doa kebahagiaan
kita, ia meniup kasih sayang sebagai penguat anak meraih kesuksesan dan hidup
yang terhormat. Namn, hari ini kita dapat menyaksikan, mengapa banyak anak
membenci bahkan ada yang tega memusuhi ibunya.. ?
Mari kita ingat kembali kala kita
masih duduk di bangku sekolah menegah, kita merasa telah dewasa, lantas kita
berubah menjadi egois, tak segan kita marah dan membentak ibu.. .!
IBU: “nak.. .!! tolong bantu ibu
sebentar”.
ANAK: “akh,, ibu,, aku kan cape”.
Sadarkah kita.. ? pernahkah
terpikir betapa sedih hati ibu.. ? pernahkah tebanyangkan, betapa ibu menangis
tersendu menangisi segala prilaku dan polang tingkah kita.. ? atas semua itu, sama sekali
kita tidak meminta maaf.. .! lebih dari itu, sama sekali kita tidak pernah
berpikir betapa besar ketakutan ibu melihat kita hendak menempuh ujian sekolah
menengah, demi meraih nilai terbaik, lulus dan melanjutkan keperguruan tinggi..
.!!
IBU: “yaa,, rob.. .! anak ku
tercinta akan melaksanakan ujian sekolah menengah, mudahkanlah ia dalam mengisi
soal agar mendapat nilai terbaik, tolong jangan hentikan ia disini ya allah”.
Pernahkah terbayangkan dalam benak,
dalam doa ibu terlintas nama kita, kesuksesan kita.. ? semua itu terus berulang
dan berulang, hingga kita selesai menempuh perguruan tinggi. Kala lulus,
pernahkah tersadar dalam pikiran kita, kelulusan itu bukan semata karena kerja
tangan, mata, dan pikiran kita.. ? tetapi tak lebih karena kekuatan doa ibu
yang maha dahsyat itu..? bahkan setelah lulus dan bekerja, tersadarkah kita bahwa
rezeki yang mengalir lancar ke kantong kita juga merupakan buah doa ibu yang
mengalir tiada henti.. .
ANAK: “Bu.. aku ingin pergi
jalan-jalan yaa.. “
IBU: “jangan boros-boros nak,
tabung uang kamu untuk masa depan”
ANAK: “Uang ini kan hasil kerja aku
bu, terserah aku lah”
Seorang ibu hanya dapat mengelus
dadanya dan berdoa untuk keselamatan anaknya. Sadarkah kita.. ? setiap sakit,
perih yang menyebabkan kesedihan ibu, dia balas kita dengan doa untuk
kebahagiaan kita, untuk kesuksesan kita selalu dan selalu yang terbaik untuk
anaknya.
Season 3: Tua dan Meninggal
Kini, ibu yang kita cintai telah
berusia lanjut, tua dan rentan. Siapa yang dia harapkan.. ? Apa yang dia ingin
kan.. ? coba tanyakan pada ibu kita masing-masing,, dia pasti menjawab.
IBU: “Kamu nak yang ibu harapkan
dan melihat kamu sukses dan bahagia, itu yang ibu inginkan nak.. !!”.
Ibu tidak menginginkan harta, rumah
atau kemewahan untuk dirinya, sedangkan yang mereka inginkan semata-mata hanya
untuk kita, untuk kita buah hatinya. semakin tua ibu kita, berbagai macam
penyakit mulai berdatangan karena daya tahan tubuh yang semakin menurun, dan
kita anaknya.. ! sudahkah kita berbakti dan mengabulkan harapannya.. ? sebelum
ibu menutup usia dan memisahkan dia dengan kita, tak terasa lagi peluk hangat
ibunda, tak terdengar lagi nasehat-nasehat yang pernah terucap dari bibirnya,
tak ada lagi perhatian dan pengertian setulus yang dia beri, ibu laksana telaga
yang tak akan pernah kering.
Banyak orang yang melupakan jasa
seorang ibu, lupa darimana terlahir dan lupa saat dimana kita lemah tak
berdaya ibu lah yang rela dan ikhlas untuk menjadi penyangga kita. Namun,
entahlah kita memang lupa atau sengaja melupakannya. Seorang hamba pernah
bertanya kepada rosullullah:
Sahabat: “yaa,, rosullullah,, siapa
yang harus lebih aku hormati di bumi ini.. ?”
Rosullulloh: “Ibu mu”
sahabat: “Siapa lagi.. ?”
Rosullulloh: “Ibu mu”
sahabat: “setelah itu siapa ya
rosul.. ?”
Rosullulloh: “Ibu mu”
sahabat: “lalu siapa.. ?”
Rosullulloh: “Bapak mu”
Kita mungkin pernah menyaksikan
saat ibu yang telah tua dan rentan butuh penyangga, anak malah menitipkannya ke
panti jompo, seakan tak ingin di repotkan oleh ibunya sendiri, pernahkah
terpikir oleh kita, betapa sakit dan sedihnya ibu kita… ! mungkin ibu hanya dapat
berkata-kata dalam hatinya.. .
IBU: “Andai kamu tahu nak.. ! Ibu
ingin menghabiskan sisa hidup ini dengan mu, bukan dengan orang lain nak,,
yaa.. Allah janganlah kau hokum anak ku, atas apa yang telah ia lakukan
terhadapku”.
Ibu semakin lemah tak berdaya, ia
berbaring dan memejamkan mata, namun mata itu tak lagi terbuka, bibirnya kaku
tak bergumam, nafasnya terhenti, jantung dan nadinya tak lagi berdenyut, kita
mencoba membangunkannya, memanggil-manggil ibu di telinganya, namun ibu tak
lagi mendengar, mengoyahkan tubuhnya, namun tubuh ibu telah terkujur kaku dan
pucat pasih, kita pun bertanya-tanya.. .
ANAK: “Ibu.. ibu kenapa.. ? bangun
bu.. bangun… !! ini aku anak mu bu, ibuuuuuu… . !!!
Ternyata ibu kita tercinta telah
menghadap Allah S.W.T, kita pun hanya bisa menangisi kepergian ibunda dan
berdoa untuknya..
ANAK: “yaa,, Allah, kasihani kedua
ibu bapak ku, sebagaimana mereka memeliharaku waktu
kecil. (QS.
Al-Isra : 24)”.
Allahuma
firli waliwalidaya warhamhuma kama robbayani soghira… Amin.
Kita baru tersadar dan mengingat
semua kenangan indah saat-saat bersama ibu.
Season 4: Lagu Bunda dan Puisi Untuk Ibu
(TAMAT)
Komentar
Posting Komentar