Merah Putih

Merah Putih Bendera Negeri Ku Tak Gentar Ditiup Angin Tak Usang Diterpa Panas Tak Luntur Disiram Hujan   Merah Mu Melambangkan Kekuatan, Ketangkasan, Keberanian Untuk Menumpas Angkara Murka Dan Mempertahankan Negeri   Putih Mu Melambangkan Kelembutan, Kesucian, Cinta, Kasih sayang Kesopanan dan Santun Bersemayam Dengan Warna Mu Menjadi Satu Kesatuan   Merah,, Putih Kanberpadu, Meresap, Mengalir Bersama Darah dari Jiwa-jiwa Yang Mencintai Negeri, INDONESIA.     Tangerang, 17 Agustus 2017 Bachrulhm

PENGORBANAN SEORANG IBU



Season 1: Saat Ibu Mengandung
ketika kita mendengar kata ibu apa yang hendak terlintas dalam benak kita.. .?, tentu dia adalah sosok wanita yang tegar, penyayang, dan juga pahlawan dalam hati kita masing-masing.
Inilah hari-hari dimana seorang ibu mengandung, dengan penuh kesabaran dan kasih sayang dia merawat kita dalam rahimnya, berhati-hati dia dalam melakukan semua kegiatanya hanya agar tidak menyakiti kita yang ada dalam rahimnya, dia ajari kita berbicara, mendengar dan berpikir dengan tujuan kelak nanti kita menjadi orang yang berguna. Sungguh mulia sosok seorang ibu, dalalm lelahnya dia berdoa untuk keselamatan buah hati yang di kandungnya..  !
IBU: “yaa,, allah .. ! berikanlah keselamatan pada bayi yang ada dalam rahim ku ini, biarkanlah bayi ku menatap dunia, jika memang aku harus memilih “Tolong selamatkan nyawa bayi ku ini dan panggil aku saja untuk menghadap mu”.
 Lihatlah .. .!! betapa tulus ikhlas seorang ibu berdoa untuk anaknya, pernah kah kita membayangkan pergorbanan seorang ibu, dalam menjaga kita, merawat dan mendidik kita dari alam rahim sampai kepada alam dunia.

Season 2: Melahirkan dan Membesarkan
Tiba saat dimana seorang ibu harus berjuang untuk melahirkan kita ke dunia, seorang ibu rela menumpahkan darahnya, rasa sakit ditelannya, dan rela mempertaruhkan nyawanya sendiri hanya untuk kita anaknya, hadirlah kita kedunia atas susah payah seorang ibu, dalam rasa sakit yang masih melekat dia rela menyusuhi kita, memeluk kita agar kita terhenti dalam tangis dan seraya berkata.. .
IBU: “ wahai anak ku.. ! Saat kelak engkau besar ingatlah pesan ibu ini, jadilah kamu insan yang berguna untuk masyarakat, nusa dan bangsa, jadilah anak yang sholeh dan sholeha yang akan selalu mendoakan ibu saat ibu sudah tak lagi disisimu, kamu adalah harapan ibu nak… !!”.
Ibu berharap kepada setiap anaknya tanpa ragu, tanpa bimbang sedikitpun.. ..! namun, sudahkah kita mewujudkan harapannya..? mari tanyakan pada diri kita masing-masing.
Cobalah renungkan, pernahkah kita rasakan bagaimana susahnya melahirkan seorang anak..? betapa sakitnya, bagaimana beratnya merawat hingga dewasa.. ? ibu mengasihi sejak dalam kandungan hingga bertahan hidup di muka bumi, ia mendidik susah payah hingga kita duduk di bangku taman kanak-kanak, cobalah ingat saat TK, ibu dengan setia menunggu di depan pintu, di tengah panas terik matahari menerpa tubuh tak henti mengawasi demi keselamatan anaknya, ibu memantau terus dari jauh segala tingkah kita.
Ketika kita lapar, ibu menyuapi kita dengan penuh kesabaran, ketika malam telah larut dan dingin, ibu meninabobokan kita dalam buaiannya, dengan kasih sayang ia menimang. Ibu mencurahkan cinta dan kasih sayang tanpa pamrih kepada buah hati agar kita tetap gembira dan bahagia, segala macam rintangan di terjang dengan jerih payah tanpa pamrih semua dilakukan hanya untuk melilndungi kita dan untuk mengantarkan kita sukses dalam meraih kebahagiaan.
Kembali kita ingat saat kita duduk di bangku sekolah dasar (SD), ibu membangunkan kita di pagi hari, memandikan kita, menyiapkan sarapan untuk kita, ibu pun mengantarkan kita kesekolah, bayangkan tanpa lelah ia mengasuh dan membimbing kita tanpa meminta balas, tanpa syarat. Coba perhatikan perhatian dan keprihatinan ibu, bila kita sakit, ia ikut merasakan sakit, bila kita tak makan, ibu bersi keras agar satu atau dua suap nasi dapat masuk perut kita, bila kita merengek minta uang, ibu berusaha mendapatkan meski harus meminjam dari orang lain, ibu mendekap kita kala sakit, membelai kita kala gelisah dan doa ibu menjadi doa kebahagiaan kita, ia meniup kasih sayang sebagai penguat anak meraih kesuksesan dan hidup yang terhormat. Namn, hari ini kita dapat menyaksikan, mengapa banyak anak membenci bahkan ada yang tega memusuhi ibunya.. ?
Mari kita ingat kembali kala kita masih duduk di bangku sekolah menegah, kita merasa telah dewasa, lantas kita berubah menjadi egois, tak segan kita marah dan membentak ibu.. .!
IBU: “nak.. .!! tolong bantu ibu sebentar”.
ANAK: “akh,, ibu,, aku kan cape”.
Sadarkah kita.. ? pernahkah terpikir betapa sedih hati ibu.. ? pernahkah tebanyangkan, betapa ibu menangis tersendu menangisi segala prilaku dan polang tingkah kita.. ? atas semua itu, sama sekali kita tidak meminta maaf.. .! lebih dari itu, sama sekali kita tidak pernah berpikir betapa besar ketakutan ibu melihat kita hendak menempuh ujian sekolah menengah, demi meraih nilai terbaik, lulus dan melanjutkan keperguruan tinggi.. .!!
IBU: “yaa,, rob.. .! anak ku tercinta akan melaksanakan ujian sekolah menengah, mudahkanlah ia dalam mengisi soal agar mendapat nilai terbaik, tolong jangan hentikan ia disini ya allah”.
Pernahkah terbayangkan dalam benak, dalam doa ibu terlintas nama kita, kesuksesan kita.. ? semua itu terus berulang dan berulang, hingga kita selesai menempuh perguruan tinggi. Kala lulus, pernahkah tersadar dalam pikiran kita, kelulusan itu bukan semata karena kerja tangan, mata, dan pikiran kita.. ? tetapi tak lebih karena kekuatan doa ibu yang maha dahsyat itu..? bahkan setelah lulus dan bekerja, tersadarkah kita bahwa rezeki yang mengalir lancar ke kantong kita juga merupakan buah doa ibu yang mengalir tiada henti.. .
ANAK: “Bu.. aku ingin pergi jalan-jalan yaa.. “
IBU: “jangan boros-boros nak, tabung uang kamu untuk masa depan”
ANAK: “Uang ini kan hasil kerja aku bu, terserah aku lah”
Seorang ibu hanya dapat mengelus dadanya dan berdoa untuk keselamatan anaknya. Sadarkah kita.. ? setiap sakit, perih yang menyebabkan kesedihan ibu, dia balas kita dengan doa untuk kebahagiaan kita, untuk kesuksesan kita selalu dan selalu yang terbaik untuk anaknya.

Season 3: Tua dan Meninggal
Kini, ibu yang kita cintai telah berusia lanjut, tua dan rentan. Siapa yang dia harapkan.. ? Apa yang dia ingin kan.. ? coba tanyakan pada ibu kita masing-masing,, dia pasti menjawab.
IBU: “Kamu nak yang ibu harapkan dan melihat kamu sukses dan bahagia, itu yang ibu inginkan nak.. !!”.
Ibu tidak menginginkan harta, rumah atau kemewahan untuk dirinya, sedangkan yang mereka inginkan semata-mata hanya untuk kita, untuk kita buah hatinya. semakin tua ibu kita, berbagai macam penyakit mulai berdatangan karena daya tahan tubuh yang semakin menurun, dan kita anaknya.. ! sudahkah kita berbakti dan mengabulkan harapannya.. ? sebelum ibu menutup usia dan memisahkan dia dengan kita, tak terasa lagi peluk hangat ibunda, tak terdengar lagi nasehat-nasehat yang pernah terucap dari bibirnya, tak ada lagi perhatian dan pengertian setulus yang dia beri, ibu laksana telaga yang tak akan pernah kering.
Banyak orang yang melupakan jasa seorang ibu, lupa darimana terlahir dan lupa saat dimana kita lemah tak berdaya ibu lah yang rela dan ikhlas untuk menjadi penyangga kita. Namun, entahlah kita memang lupa atau sengaja melupakannya. Seorang hamba pernah bertanya kepada rosullullah:
Sahabat: “yaa,, rosullullah,, siapa yang harus lebih aku hormati di bumi ini.. ?”
Rosullulloh: “Ibu mu”
sahabat: “Siapa lagi.. ?”
Rosullulloh: “Ibu mu”
sahabat: “setelah itu siapa ya rosul.. ?”
Rosullulloh: “Ibu mu”
sahabat: “lalu siapa.. ?”
Rosullulloh: “Bapak mu”
Kita mungkin pernah menyaksikan saat ibu yang telah tua dan rentan butuh penyangga, anak malah menitipkannya ke panti jompo, seakan tak ingin di repotkan oleh ibunya sendiri, pernahkah terpikir oleh kita, betapa sakit dan sedihnya ibu kita… ! mungkin ibu hanya dapat berkata-kata dalam hatinya.. .
IBU: “Andai kamu tahu nak.. ! Ibu ingin menghabiskan sisa hidup ini dengan mu, bukan dengan orang lain nak,, yaa.. Allah janganlah kau hokum anak ku, atas apa yang telah ia lakukan terhadapku”.
Ibu semakin lemah tak berdaya, ia berbaring dan memejamkan mata, namun mata itu tak lagi terbuka, bibirnya kaku tak bergumam, nafasnya terhenti, jantung dan nadinya tak lagi berdenyut, kita mencoba membangunkannya, memanggil-manggil ibu di telinganya, namun ibu tak lagi mendengar, mengoyahkan tubuhnya, namun tubuh ibu telah terkujur kaku dan pucat pasih, kita pun bertanya-tanya.. .
ANAK: “Ibu.. ibu kenapa.. ? bangun bu.. bangun… !! ini aku anak mu bu, ibuuuuuu… . !!!
Ternyata ibu kita tercinta telah menghadap Allah S.W.T, kita pun hanya bisa menangisi kepergian ibunda dan berdoa untuknya..
ANAK: “yaa,, Allah, kasihani kedua ibu bapak ku, sebagaimana mereka memeliharaku waktu
kecil. (QS. Al-Isra : 24)”.
Allahuma firli waliwalidaya warhamhuma kama robbayani soghira… Amin.
Kita baru tersadar dan mengingat semua kenangan indah saat-saat bersama ibu.

Season 4: Lagu Bunda dan Puisi Untuk Ibu


(TAMAT)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKU DAN DIA "beda"

DIA